Piramida Kecelakaan Kerja! Pengertian, Teori, dan Langkah Penerapan

Piramida kecelakaan kerja sudah tidak asing lagi sebagai salah satu teori keselamatan kerja. Di dalam kesempatan kali ini, kami akan membahas apa itu pengertiannya, teori, serta langkah penerapan menurut Krauser.

Sesuai dengan namanya, teori ini yang umum digunakan dalam sebuah pabrik atau perusahaan untuk mengidentifikasi berapa persentase kecelakaan yang terjadi. Semakin tinggi maka nilai kejadian kecelakaan semakin sedikit, namun di waktu yang bersamaan juga berdampak lebih buruk atau fatal.

Pengertian Piramida Kecelakaan Kerja

Pengertian secara umum adalah sebuah statistika atau rangkaian kejadian dari satu kecelakaan di dalam pekerjaan yang tidak fatal. Kemudian kecelakaan tersebut menuju kecelakaan lain yang jauh lebih fatal. Misalnya berdampak pada kematian atau cacat permanen.

Statistika tersebut berisi rangkaian kejadian dari insiden biasa, kecelakaan yang menimbulkan aset rusak, kecelakaan ringan yang dialami pekerja, dan yang paling parah yakni fatal (kematian atau cacat permanen).

Teori Piramida Kecelakaan Kerja

Teorinya berdasarkan satu kejadian kecelakaan fatal yang mengakibatkan kematian atau cacat permanen, terdapat sebanyak 10 kejadian kecelakaan ringan yang mengakibatkan cedera bagi para pekerja.

Serta sebanyak 30 kejadian kecelakaan yang mana menimbulkan kerusakan pada aset perusahaan atau pabrik. Aset yang dimaksud meliputi bahan, properti perusahaan, maupun alat produksi. Serta 600 kejadian hampir celaka atau biasa orang sebut sebagai nearmiss yang terjadi sebelum 1 kecelakaan fatal tadi.

Jadi urutan teori ini sesuai dengan gambar, bahwa mulai dari bagian piramida yang paling bawah sebanyak 600, 30, 10, dan paling tinggi adalah 1 kecelakaan fatal.

Dengan adanya teori piramida kecelakaan kerja, hal ini berguna untuk pabrik maupun perusahaan dalam rangka mengurangi risiko kecelakaan fatal di tempat kerja. Fungsinya bisa mulai perusahaan terapkan dengan cara mengurangi atau menghilangkan kecelakaan nearmiss.

Dengan kejadian kecelakaan nearmiss yang berkurang, maka probabilitas menuju kecelakaan fatal yang mengakibatkan kematian atau cacat permanen juga akan berkurang dari 1 menjadi 0 (tidak ada kecelakaan).

Contoh upaya sederhana dalam mengurangi kejadian nearmiss seperti menggunakan lantai yang kasar sehingga persentase pekerja terpeleset menjadi lebih kecil bahkan tidak ada.

Langkah Penerapan Berdasarkan Krauser

Sebelum membahas paradigma yang Krauser bawa, ternyata di dalam piramida kecelakaan kerja terdapat pro dan kontra dari para ahli.

Ada yang setuju atau pro dengan mengurangi jumlah kecelakaan hampir terjadi (nearmiss) akan bisa mengatasi kecelakaan yang berakibat fatal. Namun ada pula yang tidak setuju atau kontra, dan berpendapat bahwa konsep ini tidak relevan sebab menganggap kecelakaan dalam pekerjaan tidak bisa berdasarkan perkiraan jumlah nearmiss.

Terlepas dari hal itu, paradigma Krauser membawa angin baru tentang pembahasan piramida kecelakaan kerja. Menurutnya, untuk mengantisipasi kecelakaan di tempat kerja tidak boleh terlalu fokus pada kejadian, melainkan berfokus pada menjawab pertanyaan bagaimana langkah dalam penerapan dan pencarian solusi.

  1. Memberi edukasi di tempat kerja;
  2. Menghitung kecelakaan kerja yang mengakibatkan luka serius dan mencari solusi atasnya;
  3. Menggabungkan hasil penelitian terbaru terkait keselamatan kerja yang saat ini ada;
  4. Pengembangan dalam sektor mekanisme sebagai upaya mengidentifikasi kecelakaan kerja yang fatal;
  5. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Selain itu, kecelakaan kerja yang mengakibatkan luka serius hingga cacat permanen atau kematian, merupakan kondisi yang harus cepat ditangani. Jika tidak, akan mengakibatkan korban jiwa atau mengubah kehidupan pekerja (life altering injury).

Sekian beberapa penjelasan mengenai piramida kecelakaan kerja, semoga bermanfaat.