5 Penyakit Akibat Kerja (PAK) Menurut WHO

Penyakit Akibat Kerja (PAK) merupakan gangguan kesehatan karena melakukan rutinitas dalam pekerjaan secara terus menerus. Kondisi tersebut bisa diakibatkan oleh zat beracun, aktivitas yang kurang sehat, hingga waktu bekerja yang berlebihan.

Menurut organisasi kesehatan dunia atau WHO (World Health Organization), PAK bisa muncul kepada seorang pekerja lantaran faktor risiko di dalam lingkungan kerja tersebut.

Misalnya saja bekerja di konstruksi yang notabene sangat bising, bisa mengalami risiko gangguan pendengaran. Sedangkan para pekerja di kantor yang duduk monoton bisa mengalami gangguan kesehatan yang berkaitan dengan otot dan syaraf.

Penyakit Akibat Kerja Menurut WHO

Setiap pekerjaan punya risiko sendiri, ada yang berisiko besar terhadap kesehatan ada pula yang berisiko minim. Berikut ini beberapa penyakit yang terjadi karena rutinitas dalam pekerjaan menurut WHO, mulai dari sesak napas hingga Carpal Tunnel Syndrome!

1. Sesak Napas atau Asma

Asma atau bengek muncul akibat saluran pernapasan yang sensitif, radang, atau penyempitan. Penyakit ini lebih dominan muncul untuk para pekerja di sebuah pabrik tekstil, tembakau, dan pekerjaan yang terpapar bahan kimia.

Tidak hanya bahan kimia saja, melainkan gas dan debu juga ikut andil dalam kemunculan penyakit ini. Beberapa profesi yang rentan terkena asma menurut WHO adalah tukang las, penyemir rambut, buruh pabrik rokok, dan buruh tekstil (pewarna pakaian).

2. Obstruktif Kronis

Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau lebih sering disebut sebagai PPOK merupakan sebuah peradangan. Peradangan ini berkembang dalam jangka waktu yang cukup lama dari kebiasaan yang kurang baik.

Obstruktif Kronis bisa muncul lantaran aktivitas di luar yang terpapar oleh debu dan kotoran, asap kendaraan dan asap rokok, serta dialami dalam jangka waktu lama.

Pekerjaan yang berpotensi mengalami gangguan paru-paru PPOK adalah buruh di tambang batu bara, pabrik tanah liat, pabrik semen, dan pabrik bahan bangunan mentahan.

3. Penyakit Otot dan Syaraf

Penyakit akibat kerja menurut WHO berikutnya yang umumnya terjadi para pekerja kantoran adalah otot dan syaraf. Mereka duduk dengan posisi yang selalu sama dalam jangka waktu berjam-jam setiap harinya.

Kondisi ini seringkali mengakibatkan penderitanya mengalami beberapa gangguan seperti sulit bergerak, badan sakit, mudah lelah, kesulitan berpikir, bahkan kesulitan bernapas.

Maka dari itulah, ketika Anda mulai merasakan tanda-tanda sakit otot dan syaraf, segera lakukan tindakan preventif. Misalnya dengan berolahraga secara rutin, menjaga pikiran agar tidak stress, serta istirahat yang cukup.

4. Dermatitis Kontak

Penyakit akibat kerja berikutnya sering dialami oleh pekerja yang bersentuhan dengan zat khusus. Yaitu zat kimia, pestisida, bahan pewarna rambut, bahan semen, nikel, bahkan parfum. Dermatitis Kontak punya beberapa tanda yang umum seperti gatal, ruam di kulit, bersisik, dan kering.

Zat-zat tersebut yang bersentuhan secara terus menerus, memicu berbagai reaksi iritasi dan alergi. Penting sekali untuk menjaga kebersihan di dalam ruang kerja apalagi pada posisi yang cukup berisiko.

5. Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

CTS punya tanda seperti tangan mengalami kesemutan, mati rasa, hingga nyeri pada bagian pergelangan tangan. Carpal Tunnel Syndrome menjadi penyakit akibat kerja yang umumnya dialami oleh pekerja yang sering menggunakan komputer atau laptop dalam waktu lama.

Menjaga kesehatan merupakan pilihan yang tepat sebelum muncul tanda-tanda tentang masalah kesehatan. Diri Anda sendiri yang paling tahu mengenai kondisi kesehatan. Pertimbangkanlah beberapa penyakit akibat kerja (PAK) menurut WHO di atas dan atasi sebelum terjadi.

 

Itulah 5 penyakit akibat kerja menurut WHO yang bisa kita ulas bersama pada artikel kali ini. Setelah mengetahui penyakit akibat kerja, jangan khawatir karena semua itu bisa dicegah dengan menerapkan K3 di tempat kerja melalui pelatihan K3 Lingkungan Kerja.